Image : Formasi Kalibeng dan Terbentuknya |
Formasi Kalibeng (Pliosen):
merupakan perulangan fasies laut mulai dari napal hingga lempung dekat
pantai (nearshore deposits) yang ditutupi oleh lower lava.
Beberapa
perubahan muka laut (sealevel changes) dapat kita rinci secara baik, dan
merupakan cekungan laut terbuka ketika itu.
Tektonik termasuk
erupsi gunungapi, dan perubahan muka laut dapat direkonstruksi dengan
baik. Pendek kata, siklus-sekuen stratigrafi berbasis astrostratigrafi
dapat diterapkan. Proses pembentukan formasi tersebut di bawah kendali
tektonik, muka laut.
Terbentuknya Formasi Kalibeng dan F. Pucangan berindikasikan
sebagai tektonik global Plio-Plistosen yang dipengaruhi oleh tektonik
regional. Secara global, seharusnya setelah Pliosen atau awal Plistosen
hampir semua cekungan yang terbentuk sebelumnya tidak mengalami proses
sedimentasi karena muka laut drop dengan kondisi kering disamping pola
cekungan yang berbed
a dari sebelumnya. Namun Formasi Pucangan yang terbentuk di daerah Sangiran, diduga di bawah pengaruh kuat tektonik regional dan merupakan cikal bakal proses terbentuknya lingkungan lacustrine ketika itu yang diikuti oleh efek erupsi (lower lahar). Oleh karena itu, tidak ada indikasi ketidak menerusan proses di tempat tersebut, yang ada hanya berubahnya lingkungan akibat tektonik regional yang memberi efek terbentuknya lacustrine. Apakah turunnya daerah tersebut akibat gerak sesar regional mendatar atau gerak vertikal perlu dicermati lagi. Untuk membuktikan hal tersebut perlu rekonstruksi perubahan kurva muka laut (F. Kalibeng) dan kurva muka air danau (lake level) (F. Pucangan) terkait perubahan iklim sebagai bukti bahwa pembentukan kedua Formasi tersebut merupakan suatu peristiwa yang berkesinambungan.
a dari sebelumnya. Namun Formasi Pucangan yang terbentuk di daerah Sangiran, diduga di bawah pengaruh kuat tektonik regional dan merupakan cikal bakal proses terbentuknya lingkungan lacustrine ketika itu yang diikuti oleh efek erupsi (lower lahar). Oleh karena itu, tidak ada indikasi ketidak menerusan proses di tempat tersebut, yang ada hanya berubahnya lingkungan akibat tektonik regional yang memberi efek terbentuknya lacustrine. Apakah turunnya daerah tersebut akibat gerak sesar regional mendatar atau gerak vertikal perlu dicermati lagi. Untuk membuktikan hal tersebut perlu rekonstruksi perubahan kurva muka laut (F. Kalibeng) dan kurva muka air danau (lake level) (F. Pucangan) terkait perubahan iklim sebagai bukti bahwa pembentukan kedua Formasi tersebut merupakan suatu peristiwa yang berkesinambungan.
No comments:
Post a Comment