Image : Museum Trinil, Ngawi, Jawa Timur |
Trinil merupakan sebuah situs paleoantropologi di pinggiran Bengawan Solo. Secara administrataif, Trinil berada di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Trinil merupakan hunian para manusia purba, tepatnya masa pleistosen tengah atau satu juta tahun yang lalu. Penelitian kehidupan manusia purba di Trinil sudah dilakukan jauh sebelum penelitian yang dilakukan von Koenigswald di Situs Sangiran.
Penelitian manusia purba sendiri pertama dilakukan oleh Eugene Dubois saat berada di Trinil. Penelitian oleh Eugene Dubois pertama kali diawali dengan penggalian pada endapan aluvial Bengawan Solo dan dari lapisan tersebut ditemukan tulang rahang.
Image : gigi geraham, tengkorak kepala atas, dan tulang paha kiri |
Dalam penggalian berikutnya Eugene Dubois berhasil menemukan gigi geraham, bagian atas tengkorak, dan tulang paha kiri.
Selanjutnya, Eugene Dubois melakukan rekonstruksi terhadap hasil temuannya tersebut. Eugene Dubois memberi nama temuannya Phitecanthropus Erectus yang berarti manusia kera berjalan tegak.
Pada masa sekarang para ahli sepakat menyebut Phitecanthropus Erectus dengan sebutan Homo Erectus yang artinya manusia berjalan tegak.
Penemuan manusia purba jenis Homo Erectus oleh Eugene Dubois telah mendorong beberapa penelitian lain. Pada tahun 1907 - 1908 Selenka melakukan penelitian dan penggalian di Desa Trinil. Dalam penelitiannya ini, Lenore Selenka tidak berhasil menemukan fosil manusia.
Akan tetapi, ia berhasil menemukan fosil-fosil hewan dan tumbuhan yang dapat memberikan dukungan untuk menggambarkan lingkungan hidup Homo Erectus. Inilah penelitian pertama yang mengaitkan fosil manusia dengan lingkungan alamnya.
No comments:
Post a Comment