Image : Endapan Aluvial |
I. Pengantar Genesa Bahan Galian
Dalam
pembelajaran genesa bahan galian terdapat beberapa aspek-aspek
keterdapatan, proses pembentukan, komposisi, model (bentuk, ukuran,
dimensi), kedudukan, serta faktor-faktor pengendali pengendapan bahan
galian.
Tujuan utama mempelajari genesa suatu endapan bahan galian
adalah agar dapat menemukan jenis-jenis endapan baru serta mempelajari
sifat-sifat fisik pada endapan tersebut, dalam bahan galian, membantu
dalam penentuan (penyusunan) model eksplorasi yang akan diterapkan,
serta membantu dalam penentuan metoda penambangan dan pengolahan bahan
galian tersebut.ASPEK-ASPEK PENELITIAN ENDAPAN
Adapun klasifikasi terhapa endapan bahan galian yaitu :
1. Berdasarkan karakteristik dan kesamaan segi
2. Persamaan proses genesa dan letak endapan
3. Kesesuaian teori dang lingkungan pengendapan
4. Dibuat sesedarhana mungkin sehingga mudah dalam penerapan dan fleksibel
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin.
Endapan sedimen (sedimentary deposit)
adalah tubuh material padat yang terakumulasi di permukaan bumi atau di
dekat permukaan bumi, pada kondisi tekanan dan temperatur yang rendah.
Sedimen umumnya (namun tidak selalu) diendapkan dari fluida dimana
material penyusun sedimen itu sebelumnya berada, baik sebagai larutan
maupun sebagai suspensi.
Definisi ini sebenarnya tidak dapat diterapkan
untuk semua jenis batuan sedimen karena ada beberapa jenis endapan yang
telah disepakati oleh para ahli sebagai endapan sedimen:
1. Di
endapkan dari udara sebagai benda padat di bawah temperatur yang
relatif tinggi, misalnya material fragmental yang dilepaskan dari gunung
api
2. Di endapkan di bawah tekanan yang relatif tinggi, misalnya
Mineral bijih dapat diklasifikasikan berdasarkan proses terbentuknya yaitu insitu dan alluvial.
Endapan insitu terdiri dari fissure veins, bedded, impregnations, stringers, seams, dan stockworks.
Endapan
alluvial merupakan endapan-endapan yang berasal dari perombakan endapa
insitu.
Menurut Hoover berdasakan kelompoknya ada dua prinsip dasar
yaitu :
1. Endapan yang terbentuk secara sekunder sehingga lebih mudah dari pada batuan induknya.
2. Endapan yang terbentuk akibat sirkulasi laurtan channels.
Alluvial dapat mengandung mineral logam berharga seperti emas dan platina dan berbagai macam batu permata.
placers
Aluvial adalah endapan yang dibentuk di masa kini dan masa lalu di
gulches aliran air, sungai, dataran banjir sungai-sungai, dan delta.
Pengerjaan ulang beberapa deposito ini bersama-sama dengan orang lain
terbentuk sebagai hasil dari proses sedimentasi atau glasial oleh aksi
gelombang dapat menghasilkan placers pantai, yang diperlakukan secara
terpisah.
Placers
Aluvial dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori umum - modern dan
fosil. Perbedaan antara keduanya adalah umumnya sulit untuk membuat di
lapangan. Placers terbentuk pada program air saat ini dan kebanyakan
dari mereka dari Pleistosen dan jatuh berumur Tersier ke dalam kategori
modern. Mereka yang usia lebih besar, biasanya dikubur dalam oleh
endapan volkanik dan yg terletak atau lithified umumnya kita sebut fosil
(paleoplacers). placers fosil terjadi di seluruh kolom geologi.
Endapan
yang terletak di bawah permukaan air termasuk ke dalam endapan
alluvial, yaitu endapan sekunder yang terkumpul dalam jumlah dan kadar
yang tinggi melalui suatu proses konsentrasi alam yang letaknya sudah
jauh dari batuan induknya, dan sudah sempat diangkut oleh sungai dan
ombak laut.
Adapun contoh dari endapan alluvial
adalah endapan alluvial timah, endapan alluvial pasir besi, endapan
alluvial emas, endapan alluvial intan, endapan alluvial titanium,
endapan alluvial kromit, endapan alluvial magnetit, dan lain-lain.
Endapan placer sendiri memiliki 4 media pengangkut, yaitu :
1. Air sungai (continental detrital).
2. Air laut (marine).
3. Angin (aeolian).
4. Es (glacial).
II. Penamaan dan penyebaran alluvial
Alluvial
merupakan satuan batuan yang mengalami proses sedimentasi yaitu
pembentukan endapan, pelapukan, transportasi yang dibentuk dari batuan
sebelumnya. Alluvial biasanya terbentuk didaerah pantai dan didaerah
sungai dengan pola penyebaran pada daerah penelitian berkisar 35% dari
seluruh luas daerah penelitian.
Berdasarkan
kenampakan alluvial memperlihatkan warna putih pada batuan pasir baik
ukuran butir yang halus maupun. Berdasarkan penilitian terdahulu
biasanya alluvial berumur holosen, dan pada hubungan stratigrafi endapan
alluvial yang lebih tua yaitu batuan granit (plutonik).
ALLUVIAL DEPOSITS
Endapan
Alluvial pada proses pembentukannya sangat tergantung dari bahan induk
asal tanah dan topografi, punya tingkat kesuburan yang bervariasi dari
rendah sampai tinggi, tekstur dari sedang hingga kasar, serta kandungan
bahan organic dari rendah sampai tinggi dan pH tanah berkisar masam,
netral, sampai alkalin, kejenuhan basa dan kapasitas tukar kation juga
bervariasi karena tergantung dari bahan induk
Setelah
batuan pembawa unsur mineral terbentuk akibat dari pengaruh cuaca
(iklim) menyebabkan terjadinya atau terbentuknya desintegrasi dan
terkomposisi. Kejadian akan terus berlanjut hingga terbentuknya endapan
hasil dari pelapukan. Jika pelapukan tertransprtasi maka akan
terbentuklah endapan alluvial.
ENDAPAN PLACERS ALLUVIAL
Endapan
alluvial biasasnya halus itu dikarenakan endapan yang sudah mengalami
transportasi, dari hasil terbentuknya endapan alluvial ada proses erosi
yang terjadi terhadap material yang sudah mengalami pelapukan. Adapun
asal dari pelapukan yaitu terjadi pada bagian sepanjang sungai yang akan
tererosi, dari itu dinyatakan lah bahwa endapan alluvial adalah
endapan yang terbentuk dari hasil pelapukan yang kemudian tererosi,
tertransportasi.
Endapan
placer alluvial merupakan endapan tipe endapan yang sangat penting
pada emas dan intan dan fraksi umum pada butiran pada mineral-mineral
berat yang relatif lebih halus dari mineral-mineral ringan.
Mineral-mineral berta relatif terkonsentrasi pada lokasi pada dimana
terjadi sesuatu gangguan pada aliran ( irrengular flow ) atau
pengurangan energi, seperti natural riffle, lubang dasar sungai atau air
terjun pada tubrukan arus sungai (pay streak), meader sungai.
Adapun contoh endapan-endapan alluvial yaitu:
1. Endapan timah pulau bangka
Busur pluton yang membentang dari Asia hingga di Kepulauan Bangka dan Belitung Æ cebakan timah yang terkaya di dunia. Secara genetik, kehadiran timah bermula dengan adanya tubuh intrusi granit yang diperkirakan terjadi lebih dari 200 juta tahun yang lalu. gas SnF4, dimana akibat proses penumatolitik menerobos dan mengisi celah retakan yang terdapat pada batuan sekitar
Akibat iklim tropis Æ proses pelapukan baik kimiawi maupun mekanis, Berlanjut dengan proses erosi dan transportasi melalui sungai-sungai Æ kassiterit (BD = 7). Jenis endapan sekunder sangat bervariasi, sejak dari elluvial, colluvial, alluvial dangkal hingga alluvial dalam (lebih dari 120 m) serta kipas alluvial. Penyebaran konsentrasi lapisan pasir bertimah (tin bearing sand) baik vertikal maupun lateral dalam banyak hal sangat dipengaruhi oleh gejala naik turunnya.
No comments:
Post a Comment