Image : Homo Wajakensis |
Fosil manusia purba Homo Wajakensis ditemukan di daerah Wajak, Jawa
Timur. Penyelidikan terhadap sisa manusia Wajak menyimpulkan bahwa
tengkoraknya berbeda dengan tengkorak bangsa Indonesia. Tengkorak itu
lebih banyak persamaannya dengan tengkorak penduduk asli Australia. E.
Debois melihat Homo Wajakensis ada persamaannya dengan orang Australia
pribumi purba. Oleh karena itu, Eugene Dubois menduga Homo Wajakensis
termasuk dalam ras Australoide, bernenek moyang Homo Soloensis dan kelak
menurunkan langsung bangsa asli Australia. Manusia Wajak itu menyebar
ke barat dan timur Benua Australia. Sebuah tengkorak kecil dari seorang
perempuan, sebuah rahang bawah dan sebuah rahang atas dari manusia purba
itu sangat mirip dengan manusia purba ras Australoid purba yang
ditemukan di Talgai dan Keilor yang rupanya mendiami daerah Irian dan
Australia.
Menurut Von Koenigswald, Homo Wajakensis seperti juga Homo Soloensis
berasal dai lapisan plestosen atas dan mungkin sekali sudah bisa
dikelompokkan dalam jenis Homo Sapiens. Karena sifat-sifat fisiknya
lebih mendekati manusia sekarang (lebih muda dari manusia Solo), manusia
itu merupakan bentuk evolusi dari manusia Solo. Dari sisa-sisa penemuan
tampaknya Homo Wajakensis sudah mengenal penguburan.
Di pulau Jawa dan bagian Barat kepulauan Indonesia Malaya diperkirakan
manusia purba mengembangkan kebudayaan berburu didaerah muaramuara
sungai tidur di belakang tadah angin atau gua-gua mereka membuat perahu
lesung yang mula-mula untuk menangkap ikan di rawa-rawa sepanjang
pantai. Sebagai alat pemotong mereka menggunakan kapak tangan berbentuk
cakram yang diasah tajam. Sisa-sisa alat ini ditemukan di situs-situs
pra sejarah jenis abris sous roche dan moddinger di sepanjang Jawa
Timur, Sumatera Timur dan Utara, Malaysia hingga Vietnam Utara. Manusia
purba dari ras Autromelanesoid di bagian timur kepulaun nusantara dan
Irian sudah membuat lukisan-lukisan gua juga alat-alat dari pecahan batu
kecil (flakes) sebagai alat pemotong dengan pegangan kayu.
Alat-alat ini mereka bawa dan sebarkan ke arah barat yaitu dengan
diketemukan alat-alat tersebut di gua-gua prasejarah Jawa Timur hal ini
menandakan bahwa ada arus imigrasi ke Pulau Jawa. Kira-kira abad 40
sebelum masehi pulau Jawa merupakan daerah pertemuan dari ras dan
kebudayaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri Mongoloid
itu disebabkan karena ada arus migrasi yang berasal dari daratan Asia,
dan yang bergerak ke pulau-pulau di Indonesia Timur, diduga mereka
mengikuti rute persebaran komplek kebudayaan Bascon-Hoabinh, dalam
perjalanannya ke kepuluan Nusantara, orang-orang ras Mongoloid itu
agaknya bertemu dan kadang-kadang berbaur dengan orang-orang ras
Australoid yang datang dari kepulauan di sebelah timur, dan berpindah ke
arah barat sampai ke Jazirah Melayu.
No comments:
Post a Comment