Image : Homo Erectus Soloensis |
Manusia tersebut dinamakan Soloensis, karena fosil-fosilnya bertebaran
di sepanjang Bengawan Solo, yaitu di Ngandong Sambung macan dan
Sangiran. Dari daerah ini, ditemukan dua buah tulang kaki dan 11
tengkorak dengan ukuran yang lebih besar dari pada Pithecanthropus yang
lebih tua umurnya. Tengkoraknya menunjukkan tonjolan yang tebal di
tempat alis, dengan dahi yang miring ke belakang. Suatu analisis cermat
atas tengkorak tersebut yang dilakukan oleh ahli paleoantropologi di
Indonesia (Teuku Yakup 1967) membenarkan bahwa manusia Ngandong itu
merupakan keturunan langsung dari Pithecanthropus Erectus.
Homo Soloensis hidup sekitar 300.000 tahun sebelum masehi. Homo
Soloensis mempergunakan perkakas batu, yang disebut kapak genggam, yaitu
alat batu berupa kapak yang tidak bertangkai. Kapak itu dipergunakan
dengan cara digenggam dalam tangan. Menurut Koenigman, manusia purba ini
memiliki tingkat berpikir lebih tinggi dari pithecantropus erectus.
Diduga bahwa jenis Homo Soloensis ini adalah keturunan dari
Pithecantropus Erectus. Menurut perkiraan, jenis ini pernah tinggal dan
berkumpul di lembah sungai, artinya mereka sudah punya peralatan dan
komunikasi. Manusia soloensis mungkin menyebar kemudian punah.
No comments:
Post a Comment