Penjelasan Fosil Manusia purba di Indonesia - Manusia Purba di Indonesia sudah banyak ditemukan oleh sebab itu kami merangkum beberapa mengenai manusia purba di Indonesia.
Penjelasan Fosil Manusia purba di Indonesia
Fosil adalah
sisa-sisa tumbuhan, hewan, dan manusia yang sudah membatu. Fosil juga bisa
berwujud bekas benda yang menempel pada batu, sementara benda aslinya sudah
mengalami pelapukan atau penghancuran.
Tidak semua
tumbuhan, hewan, dan manusia dapat menjadi fosil. Banyak diantaranya yang
mengalami pembusukan dan penghancuran oleh pengaruh alam. Fosil terjadi jika
sisa-sisa tumbuhan, hewan, atau manusia tersibut terlindung dari pengaruh luar
sehingga tidak terjadi pelapukan dan penghancuran. Selain itu, untuk bisa
menjadi fosil dibutuhkan waktu yang sangat lama, bisa ribuan bahkan jutaan
tahun.
Pada setiap
lapisan kulit bumi, sering ditemukan fosil tumbuhan, hewan, atau manusia purba
jenis tertentu yang menjadi ciri khas dari suatu lapisan kulit bumi.
Fosil-fosil itu disebut fosil pandu
karena dapat memberi petunjuk tentang kehidupan manusia purba pada zaman pra
aksara. Dari fosil-fosil tersebut dapat juga diketahui lapisan kulit bumi
tempat fosil tersebut ditemukan.
Penelitian
ilmiah terhadap fosil manusia purba (Paleoantropologi) telah banyak dilakukan
oleh para ahli, antara lain oleh Dr. Eugene Dubois, B.D. Van Rietschoten, Von
Koeningswald, Ter haar, Duyfjes, dan Sartono. Daerah penelitian para ahli tersebut,
meliputi Wajak (Tulungagung), Kedungbrubus, Trinil (Ngawi), Sangiran (Sragen),
dan Mojokerto.
Peta Lokasi penemuan fosil purba di pulau jawa :
Dari hasil
penelitian tersebut, disimpulkan bahwa daerah lembah sungai Bengawan Solo
paling banyak ditemukan fosil manusia purba. Fosil-fosil manusia purba yang ditemukan
di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
a. Meganthropus Paleojavanicus
Jenis
manusia ini mempunyai bentuk paling primitif. Fosil meganthropus paleojavanicus ditemukan oleh Von Koeningswald didaerah
sangiran pada lapisan Pucangan (pleistocen bawah) tahun 1936 dan 1941. Hasil
temuannya berupa rahang bagian bawah dan atas. Pada tahun 1952, Marks juga
menemukan fosil rahang bawah manusia Meganthropus yang lain pada lapisan kabuh
(Pleistocen tengah) di Sangiran. Meganthropus
Palaeojavanicus mempunyai tubuh kekar, berahang besar, dan diperkirakan
sebagai manusia purba tertua. Gerahamnya menunjukkan ciri manusia, tetapi
sekaligus mendekati ciri kera, yaitu tidak berdagu.
b. Pithecantropus Mojokertensis
Pada
tahun 1936, Tjokrohandoyo yang bekerja dibawah pimpinan ahli purbakala Duyfjes
menemukan fosil tengkorak anak-anak di kepuhlegen sebelah utara perning dan
mojokerto.
Fosil
tersebut ditemukan pada lapisan Pucangan (Pleistocen bawah) dan dinamakan Phitecantropus
Mojokertensis.
c. Pithecantropus Erectus
Pada
tahun 1890, seorang ahli purbakala Belanda, Eugene Dubois menemukan fosil
manusia purba di Trinil (Ngawi) Jawa Timur. Daerah tersebut terletak dilembah
sungai Bengawan Solo. Hasil temuan fosil tersebut setelah diteliti dan
direkonstruksi ternyata membentuk kerangka manusia yang menyerupai Kera. Manusia
purba jenis ini diperkirakan hidup sekitar satu juta sampai setengah juta tahun
yang lalu.
d. Homo Wajakensis
Pada
tahun 1889, Van Rietschoten menemukan fosil manusia purba jenis homo didaerah
Wajak dekat Campur Darat, Tulungagung (Jawa Timur). Temuan ini diselidiki
pertama kali oleh Eugene Dubois. Fosil berupa ruas leher dan tengkorak yang
mempunyai isi ±1.650 cc. Selain itu, Eugene Dubois sendiri pada tahun
1890 menemukan fosil didaerah Wajak. Fosil ini terdiri atas fragmen tengkorak,
rahang atas dan bawah, tulang kering, serta tulang paha. Penemuan fosil
didaerah Wajak ini dinamakan Homo Wajakensis. Manusia purba jenis ini mempunyai
tingkatan lebih tinggi daripada Pithecantropus Erectus dan tergolong kedalam
manusia Homo Sapiens.
e. Homo Soloensis
Pada
tahun 1931-1934, ahli purbakala yang bernama Ter Haar dan Ir. Oppernorth
menemukan fosil-fosil manusia purba di lembah sungai Bengawan Solo didekat desa
ngandong. Kemudian fosil-fosil ini diteliti oleh seorang paleontologi G.H.R.
Von Koeningswald. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa manusia purba
ini lebih tinggi tingkatannya daripada pithecantropus Erectus.
f. Homo Sapiens
Homo
Sapiens berarti manusia cerdik. Fosil Homo sapiens berasal dari zaman Holocen (±40000
tahun yang lalu). Manusia ini sudah mengalami proses pengecilan pada bagian
kepala dan tubuh sehingga wujudnya sudah hampir sama dengan manusia zaman
sekarang. Mereka juga sudah mulai menggunakan akalnya untuk berfikir. Karena sifat-sifatnya
itu, homo sapiens dianggap sebagi nenek moyang manusia modern.
Terima kasih atas kunjungannya pada artikel "Penjelasan Fosil Manusia purba di Indonesia" semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment