Saturday, September 27, 2014

Fosil Manusia Purba di Sangiran Solo

Image : Peta Solo
Sangiran secara geografis terletak di kaki Gunung Lawu atau 15 km dari lembah sungai Bengawan Solo.

Sangiran dianggap sebagai pusat peradaban yang besar, penting, dan lengkap karena manusia purba di Indonesia bahkan untuk dunia. Sangiran merupakan pusat perkembangan manusia purba dunia yang memberikan petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun yang lalu.

Karakteristik wilayah Sangiran berbentuk menyerupai kubah raksasa berupa cekungan besar di pusat kubah akibat erosi dibagian puncaknya. Kubah raksasa tersebut diwarnai dengan perbukitan bergelombang.

Kondisi geologis menyebabkan tersingkapnya berbagai lapisan batuan yang mengandung fosil manusia purba dan memperlihat proses evolusi lingkungan yang sangat panjang.

Proses itu dimulai dari formasi Kalibeng berlanjut pada formasi Pucangan, formasi Kabuh, dan formasi Notopuro.

Penelitian purbakala di Sangiran diawali oleh P.E.C. Schemulling pada tahun 1864.

Schemulling meneliti beberapa penemuan fosil vertebrata di sekitar Sangiran. Berlanjut pada tahun 1895 Eugene Dubois .
Image : Eugene Dubois (1895)

Dubois mendatangi tempat ini namun tidak menghasilkan temuan sehingga dokter dan ahli anatomi tidak berminat melanjutkannya. Setelah sekian lama tidak ada penelitian, pada tahun 1932, seorang ahli geografi, L.J.C. Van Es membuat sebuah peta geologi di kawasan Sangiran dengan skala 1:20.000.

Peta ini kemudian dimanfaatkan von Koeningswald untuk melakukan survei eksploratif wilayah Sangiran.

Berbekal peta tersebut, von Koeningswald berhasil menemukan berbagai peralatan manusia purba. von Koeningswald menemukan sekiranya seribu alat yang terbuat dari batuan kalsedon. Meskipun alat tersebut sederhana, alat dari batuan digunakan untuk memotong, menyerut, dan melancipi tombak kayu.

Di sela-sela survei tersebut, pada tahun 1936 seorang penduduk menyerahkan sebuah fosil rahang kanan manusia purba kepada von Koeningswald.

Inilah temuan pertama fosil manusia purba yang diberi kode S1 (Sangiran 1). Sejak saat itu hingga tahun 1941 dengan dibantu penduduk setempat, von Koeningswald menemukan fosil manusia purba Homo Erectus.
Image : Homo Erectus (penemu von Koeningswald)

Sejak penemuan oleh von Koeningswald, situs Sangiran ditetapkan secara resmi dan tercantum resmi sebagai warisan dunia pada tahun 1996, dengan Nomor 593 Daftar Warisan Dunia (World Heritage List) UNESCO.

1 comment: